Babak Pertama: Pergulatan Batin Ratna duduk termenung di depan cermin rias, tangannya gemetar memegang lipstik…
Angin musim gugur yang menusuk tulang menerpa wajah Aisyah saat ia melangkah keluar dari Bandara…
Si Pandir tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah secepat ini. Selama bertahun-tahun, ia hanyalah seorang…
Arga meringkuk di sudut gang kecil, jauh dari hingar bingar kota yang bising dan padat.…
Perempuan itu terus menangis meski air matanya terkuras. Bajunya basah oleh keringat. Lecek dan kotor. Duduk bersimpuh di trotoar jalan.
Aku tanam larik kata. lewat bibir ditelan masa. dan berjalan dimakan waktu. serta menjelujur di batas pisah dan temu. Sembari berdansa aku hirup aroma kata lain
Republik yang baik tersusun dari senyum rakyat, pekik kebebasan berekspresi, dan nafas demokrasi. Di republik rasa kerajaan, Demokrasi seperti sedang disekap, Nafasnya terengah-engah
Belakangan ini, Tiwul binti Mardijoyo sering uring-uringan. Pasalnya, perilaku suaminya, Didin Subaidin, berubah drastis.
Belakangan aku Lelah mendengarkan orang-orang mengeluhkan tingginya biaya masuk kuliah. Di warung, di pasar, di rumah nasabah, dan bahkan di rumahku ketika aku menyalakan televisi.
ditinggalkannya Kota yang telah luluh lantak. sebab dia muncul tiba-tiba dari layar hape seorang perempuan…