beritajatim.comberitajatim.com
    Facebook Twitter Instagram
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    beritajatim.comberitajatim.com
    UNJUK KARYA
    webutama
    • Beranda
    • Cerita Pendek
    • Puisi
    • Resensi Buku
    • Info Sastra
    • Visual
    • UKM
    • Karena Sastra untuk Semua
      • Kontak
      • Unjuk Karya
      • Web Utama
    beritajatim.comberitajatim.com
    Home»Cerita Pendek»Aku Memanggilnya Ayah
    Cerita Pendek

    Aku Memanggilnya Ayah

    By Muhammad Aris1 November 2020
    Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp

    Dalam pagar hitam rumah, aku selalu dibiarkan tanpa teman. Aku seolah-olah adalah ancaman. Ancaman bagi siapa saja yg ada didekatku. Kalaupun ada teman, itu adalah kakak kandungku.

    Maka pagar hitam rumah adalah kerangkeng bagi keliaran tubuhku, biar tidak mengganggu teman yg lain.

    Aku tidak pernah diajari untuk memukul teman. Aku tidak pernah diajari untuk menyemburkan ludah ke muka, ke tubuh teman sebaya atau usianya dibawahku. Tetapi percayalah, aku hanya tahu satu ungkapan kasih sayang; memukul dan meludah.

    Memang terkesan aneh. Takheran banyak orang tua teman sebayaku. Orang tua teman berusia di bawahku, langsung menyeret atau menggendongnya, jika melihat aku lepas dari pintu pagar hitam rumah, berkeliaran sendiri.

    Aku mengerti, sebenarnya mereka nenyayangiku juga. Mereka hanya ingin anaknya tidak tersakiti. Jauh dari terorku. Padahal aku sangat sayang pada kalian . Kalian semua.

    ***

    “Ayah….!” Kata itu, yang sampai saat ini paling akrab di mulutku. Sungguh tidak ada yang mengajariku untuk mengucapkannya. Hingga siapapun, orang yang lewat

    didepanku, langsung mulutku asyik memanggilnya, “Ayah… Ayah…”

    Ya, Ayah, mungkin sosok yang paling melekat dihatiku. Sosok yang bagiku sendiri, aku tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana menggambarkannya.

    Memang aku mempunyai sosok lelaki besar, yang juga kupanggil Ayah. Dia memang sangat sayang padaku. Meskipun aku taktahu seberapa besar sayangnya padaku.

    Aku sering ditinggal sendiri, dalam pagar hitam rumah, meski aku menjerit-jerit dan menangis takkaruan, Dia, lelaki yang kupanggil Ayah, tetap beranjak meninggalkanku.

    “Diam, jangan nenangis, Ayah berangkat kerja!” Kata orang-orang diluar pagar hitam berusaha menenangku.

    “Ayah…!” Tangisku Makin menjadi saat ada yang menghentikan motor didepanku. Sosok yg rapi dan wangi. Rambut dan kepalanya tertutup  kain. Aku hanya tahu panjang rambutnya, saat Dia di rumah.

    “Ayah…!” Aku merajuk menggedor-gedor pagar hitam rumah.

    “Ibu!, I….bu! Sosok itu bersuara lantang dan menghardikku.

    “Oyah ayah.. oyah ayah… !, Sudah diam, Ayahmu wis minggat!” Sosok dengan rambut tertutup kain itu, lalu membuka pagar hitam rumah.

    “Minggir…! Ayo minggir…!”

    Pagar hitam rumah kembali ditutup. Sosok itu masuk rumah.

    “Sudah diam…!” Lalu sambil ngomel dengan setengah teriak dia berkata ,”Sebentar… Sebentar… takambilkan makan !”

    ***

    “Tolong…tolong… !” Kampung geger, suara minta tolong dan teriakan saling bersautan.

    “Kamu tukang selingkuh….!” Cairan merah bertetesan dari jari tangan perempuan. Cairan merah menetes dari punggung lelaki.

    Aku lihat semuanya di depan mataku. Aku tidak menangis. Aku melihat tangan mengoyak punggung. Aku mendengar teriakan dan tangisan. Selebihnya kelebatan sosok dengan cairan merah di punggung, meraih dan memakai kaos dengan cepat-cepat. Suara bantingan pintu. Pintupun tertutup.

    “Permisi…!” Aku mengintip dari kaca, beberapa sosok orang membuka pagar rumah hitam. Masuk.

    Cairan merah masih menetes. Aku lihat, juga tangisan belum mereda.

    Pintu di buka beberapa sosok ,”Permisi, ini ada apa? Seperti…?”

    “Tidak ada apa-apa…!” Dia menjawab dengan muka tertunduk tanpa hirau. Tanpa berhadapan.

    ***

    “Ini anak kesayangan!” Aku diangkat ke udara. Tubuhku yang melar bukan halangan untuk terbang.

    “Ayah…Ayah…!” Bumi berputar. Angin memusar.

    “Ayah…Ayah…!”

    Hampir tiap hari aku menikmatinya. Di udara, seperti terbang dalam genggaman tangan sang sosok yang kupanggil Ayah.

    “Kesayangan, kesayangan…kesayangan kok hanya seperti itu?!” Suara perempuan itu meluncur deras seperti mengaduk, merusak suasana.

    “Ayah…Ayah…!”

    ***

    Dari dalam pagar hitam rumah, tiap hari aku hanya memandang. Memandang teman. Memandang sosok.

    Pukulan dan omelan hanya membuatku menangis. Dan percayalah memukul dan meludah, hanya itu yg ada dalam pikiranku. Pikiran sayang yg sampai detik ini, masih kauanggap ancaman. Teror.

    “Ayah…Ayah…!”

    Banyuwangi, 2020

    Karya : Muhammad Aris

    Lahir di Lamongan, 19 Agustus 1975. Anggota tetap Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP). Karyanya berupa puisi, cerpen, dan esai, tersiar pada beberapa media dan antologi bersama. Juga menulis gurit (puisi jawa), tersiar pada beberapa media berbahasa jawa. Bersama W Haryanto, Indra Tjahyadi, dan Mashuri; Muhammad Aris merupakan salah satu eksponen puisi gelap di Surabaya.

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp
    Previous ArticleKopi dan Hujan
    Next Article Xu Sanguan dan Semangkuk Kisah Perjuangan

    Karya Lainnya

    Merah Putih di Rumah Tua

    20 Agustus 2023

    Hadiah Pencuri di Peron 12

    30 Juni 2023

    Rindu Mengalir di Potomac River

    24 Desember 2022

    30 September

    30 September 2022

    Separuh Hatiku dari Gang Dolly

    28 Agustus 2022

    Melawan Rindu

    23 Juli 2022
    Karya Sastra Terbaru

    DINoSAUrUS KiTa

    20 Agustus 2023

    Merah Putih di Rumah Tua

    20 Agustus 2023

    Hadiah Pencuri di Peron 12

    30 Juni 2023

    Rindu Mengalir di Potomac River

    24 Desember 2022

    30 September

    30 September 2022

    Separuh Hatiku dari Gang Dolly

    28 Agustus 2022

    Melawan Rindu

    23 Juli 2022

    Satu Buku, Dua Pandangan

    24 Mei 2022

    Gadis dalam Mural

    5 September 2021

    Ironi Transaksi Kematian

    1 Juli 2021
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Unjuk Karya
    • Arsip
    © 2023 Sastra Beritajatim.com | sastra untuk semua .

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.