Kapas itu, hitam pekat mengerikan, menggantung
Di cakrawala tanpa tali pengikat
Rasa cemas menggantung di hati
Juga gelisah
Andaikan tumpah ke bumi
Tetes air itu, juga lompatan petir
Bencana akan terjadi
Juga bencana di hatiku
Ketika kau lompat menjauh
Surabaya 1 February 2021.
W A K T U
Kau berjalan mengikuti matahari
Datang dan pergi, pelan tapi pasti
Takkan berlari, meski kau kejar
Takkan berhenti, meski kau pergi
Saat gembira datang,
Dalam kesedihan menemani
Selalu datang menghantui
Ketika sakratul maut datang
Dia melepasmu pergi
Surabaya 29 Januari 2021. (BUDI ASH)
B U L A N
Bola bersinar itu berputar, setia
Mengikuti bumi
ditemani bintang-bintang
Langit sebatas fatamorgana
Juga awan
Berputar sepanjang masa
Ketika malam, ketika siang
Membara matahari
Meleburkan bumi
Kiamat datang
Surabaya, 29 Januari 2021
PENGEMIS
Mematung, bersila di trotoar masjid
Tatapan hampa
Angin membelai keringat
Juga panas mentari
Nyanyian perut, sebatas musik
Cacing-cacing mencaci maki
Suara adzan merdu, membelah langit
Saat menjemput rejeki
Surabaya, 28 January 2021.
BURUNG BELIBIS
Berkelana menembus cakrawala
Melintasi daratan
Juga laut. Tanpa batas
Waktu hanya semusim
Saat fajar membentang
Juga purnama
Siulan betina mengundang berahi
Pengembaraan. Begitu melelahkan
Celoteh piyik menanti
Gresik. 26 Januari 2021.
CINCIN
Cincin perrnikahan masih melingkar
Indah di jari manisku
Yang kau sematkan Minggu lalu
Meski Suasana pesta masih terngiang
Hingar bingar jadi tak terkendali
Dan tubuhmu terjungkal. Bersimbah darah
Di kursi pengantin
Pistol meledak di tangan
Kekasih gelapmu
Gresik 26 January 2021
MANDI
Aku hanya meninggalkanmu
pergi mandi, sebentar. Setelah engkau
Mendengar begitu banyak cerita
Tentangku. Meski kau hanya tersenyum
Menatap wajahku. Penuh cinta
Dan tubuhmu tertidur
Selamanya. Di atas ranjang pengantin
Sidoarjo, 26 Januari 2021.
Karya : Budi Astuti
Anggota Bengkel Muda Surabaya (BMS). Puisi-puisinya masuk dalam antologi ‘Dan di Genggaman Ini, Mengalir Sihir’ (2019).