Republik yang baik tersusun
dari senyum rakyat,
pekik kebebasan berekspresi,
dan nafas demokrasi
Di republik rasa kerajaan
Demokrasi seperti sedang disekap
Nafasnya terengah-engah
Demokrasi punya caranya sendiri untuk bernafas
Oksigennya terbuat dari
Kedaulatan rakyat
Keterbukaan pemerintah
Dan kebebasan serta kesetaraan
Purwokerto, Januari 2024
Warisan Gus Dur
Gus Dur mewariskan kita tentang
cara sederhana berteduh dari hujan hinaan berikut derasnya hujatan
Dari musim ke musim
Didera badai nyinyiran yang berjilid-jilid
Hanya secangkir senyum yang ia minum
Seperti sedang di teras rumah
menikmati segelas teh hangat
di kala hujan deras menerpa
Purwokerto, Januari 2024
Dekap Malam
Dalam dekap malam
yang anginnya meresap mencekam
Diiringi oleh gigil waktu
Seorang penyair gemetaran tangan
Menorehkan butiran kata di pangkuan kertas
yang telah lama merindukan lambaian pena
Malam kian erat mendekap
Menghangatkan kesunyian
Tapi sepotong puisi masih saja membeku
Purwokerto, Januari 2024
Mahasiswa Akhir
Mahasiswa yang sedang di ujung studinya
Menatap malam sebagai bulir embun pagi yabg bening pada rimbun daun sirih
Segar dan bersih
Tak boleh sekalipun dinodai oleh iler, dengkur, dan pelukan bantal-guling
dan cengkraman kemul.
Malam tak lain adalah semangat
Saatnya menguras keringat
Menumpas tugas akhir yang menyebalkan dan selebihnya membosankan.
Purwokerto, Januari 2024
Depan Layar Laptop
Sore hari di depan layar laptop
Temanku meributkan media online
yang bersedia menampung hatinya berikut kepalanya
Kepalanya sudah lama beku
Kedinginan oleh banjir informasi
Terlebih di musim-musim big data,
big dusta, dan bahkan big cinta
Dihasratinya hidup sederhana
Memetik honor di akhir bulan
Berteduh di bawah tulisan
Menyeduh syukur di secangkir kopi
pada senja hari
Purwokerto, Januari 2024
Rindu Guru
Pagi yang seharusnya
berselimut hangat kenangan
berbaring di atas harapan di musim hujan
Kali ini berperang melawan mentari
mengkerdilkan menara kokoh yang bercokol di dasar hati.
Pagi hari yang terbuat dari serpihan mimpi semalam
Menuntunku menuai rindu yang kelewat masak
Dimatangkan oleh waktu dan jarak.
Diberangkatkan oleh getaran rindu
Sebuah perjalanan ke Timur
dari Kebumen Beriman
ke Purworejo Berirama
Kebumen, Februari 2024
Menunggu Setengah Jam
“Setengah jam lagi ke sini,” katamu
Langkah kakiku beranjak mundur
menapaki semangat mengikuti perintahmu
Telah lama aku bercumbu dengan waktu
yang pada akhirnya hanya meninggalkan
remah-remah risau dan sebongkah pilu
Sembari menunggu, aku bersandar pada dinding penyesalan
Menatap jam dinding yang melengking
Tebersit, ingin memutar mundur jarumnya
Melihat barisan tanggal di hamparan kalender
Terlahir rasa, ingin membaliknya jauh kebelakang
Purworejo, Februari 2024
Resep Bahagia
1. Menyusuri secangkir kopi di pagi hari
2. Menjauhi banjir berita politik
3. Mensucikan akal sehat
4. Menghapus kerak kotor di dinding hati
5. Mengulum senyummu dengan tekun
6. Pensiun menjadi fans MU
7. Duduk manis mendoakan Indonesia sejahtera
Purwokerto, Desember 2023
Fajrul Alam, lahir di Kebumen. Kecanduan kopi dan gorengan. Saat ini mengenyam kuliah di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri sekaligus menjadi Tim Asesor puisi di SKSP (Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban). Karya-karyanya pernah masuk di beberapa buku antologi puisi, majalah, dan media online.