beritajatim.comberitajatim.com
    Facebook Twitter Instagram
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    beritajatim.comberitajatim.com
    UNJUK KARYA
    webutama
    • Beranda
    • Cerita Pendek
    • Puisi
    • Resensi Buku
    • Info Sastra
    • Visual
    • UKM
    • Karena Sastra untuk Semua
      • Kontak
      • Unjuk Karya
      • Web Utama
    beritajatim.comberitajatim.com
    Home»Puisi»Aku Tak Pernah Bermimpi Menjadi Zonasi
    Puisi

    Aku Tak Pernah Bermimpi Menjadi Zonasi

    By adminwebsite14 Maret 2021
    Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp

    emosi telah menghardik
    Zonasi
    di ruang-ruang sunyi
    di lapis-lapis sepi

    mengapa zonasi melukis
    harapan-harapan menjadi terkikis
    dan mata air mengalir
    tak sampai hilir?

    biar kau tampar aku tak gentar
    dengan ruang yang selalu bergelombag
    dahan dan ranting agar tak terpelanting
    pepohonan tetap rindang
    menaungi panas dan cemas

    aku hanya ingin pendidikan
    merata
    dan prestasi terbukti
    di setiap lini

    Aku tak pernah bermimpi menjadi Zonasi

    Maafkan aku
    Kalau kehadiranku
    Mengganggu mimpi-mimpi indahmu
    Berikan aku kesempatan
    dalam kemarau pendidikan
    Menjadi “Rintik Hujan”

    @25 Juni 2019


    Badai Itu Berwarna Rindu

    setiap kau rentang mimpimu
    di tubir kenangan
    warna rinduku selalu badai
    menembangkan masa lalu
    dalam bait-bait cinta

    kau bagai bulan yang mendendangkan sepi
    di ruas-ruas api
    melayarkan kesetiaan
    pada malam

    aku selalu membunyikan
    rindu di dahan dan ranting
    memanggil namamu
    dari pintu ke pintu
    dengan gelombang sayang

    Pada nyanyian ilalang
    kau selalu membawakan tarian
    tak henti-henti
    berdawai impian

    ruang-ruang sunyi kini melandai
    memanggul mimpi yang tak sampai

    @ 18 November 2020


    Aku Hanya Sebentang Ilalang

    selalu kabut merebut pagi
    dengan warna mendung
    kaki-kaki mimpiku tersandung
    “Betapa letih pengembaraan ini?”

    rinduku kian berdebu
    memandang senja yang saga
    keluh kesahku semakin gila
    “aku hanya sebentang ilalang”

    benderang kesempatan
    mengusap air mataku
    menghentikan penyesalan
    aku kian mengerti
    bahwa cita-cita adalah perjuangan

    tanpa ratap
    kembali kugenggam
    mimpiku
    memanggul badai dan hujan
    mendendangkan kesetiaan

    @ 7 Januari 2021


    Jangan Kau Bawakan Gerhana Untukku

    membaca sunyi di tebing reranting
    kau berlari dalam kenangan
    kukejar sampai tepi lubuk hati
    kau tersenyum melanjutkan perjalanan
    “biarkan aku mencari impianku sendirian!”

    warna langit mengirimkan jerit
    pada sedu resahku mengeja kisah
    dendang masa lalu gairah menabuh
    tak letih menari pedih

    O, bulan
    jangan kau bawa gerhana
    di tengah rimba sepiku
    yang terus meng”aduh”

    @ 24 Februari 2021


    Selamat Jalan Cak Nur (Nur Ahmad Syaifuddin,
    Plt Bupati Sidoarjo)

    langit tiba-tiba pucat pasi
    mendengar kabar kau telah pergi
    rumput tergetar sampai akar

    Pribadimu yang santun
    Masyarakat bisa kau tuntun
    kau pemimpin yang mengayomi
    masyarakat senang dan happy

    sakit kau derita tanpa kau rasa
    pekerjaan menuntut siaga

    Sidoarjo berduka
    “aku sangat kehilanganmu, Cak Nur
    kau putra pilih tanding
    dengan masyarakat kau selalu bersanding
    jasa-jasamu tak terhitung
    walau saat tugasmu belum rampung”

    Sedih dan perih mendidih
    mereka melepas kepergianmu

    Selamat jalan Cak Nur
    semoga kau bahagia di di [email protected]

    22 Agustus 2020


    Pada Sunyi Yang Selalu
    Mengirim Badai

    kabut menebal
    mencari pagi
    dengan luka mendung
    kakiku terserimpung

    pada sunyi
    yang selalu mengirim badai
    memanggul bara
    di setiap tikungan

    aku berjaga
    melantunkan impian
    agar kemerdekaan
    bukan prasasti kenangan

    @ 12 Maret 2021

    Katya : Nur Aziz Asmuni

    Pencinta puisi. Di antara pengalamannya di bidang puisi, Juara 1-lomba Baca Puisi diselenggarakan oleh IAIN Sunan Ampel Surabaya (1996), Pemenang Sayembara Cipta Puisi versi Taman Budaya Jawa Timur(1998), Juara 2-Guru Baca Puisi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Surabaya (2008).

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp
    Previous ArticleBibir yang Mengambang di Langit
    Next Article Sebuah Kisah Kecil tentang Naik, Terbang, dan Jatuh

    Karya Lainnya

    Kepada Sapardi

    25 April 2021

    Para Wajah Pribumi

    28 Maret 2021

    Sebuah Ilham Tentang Pelangi di Daun Pisang

    7 Maret 2021

    Ranjangku Digerogoti Takdir

    28 Februari 2021

    Mendung

    14 Februari 2021

    Di Sudut Kota

    7 Februari 2021
    Karya Sastra Terbaru

    Rindu Mengalir di Potomac River

    24 Desember 2022

    30 September

    30 September 2022

    Separuh Hatiku dari Gang Dolly

    28 Agustus 2022

    Melawan Rindu

    23 Juli 2022

    Satu Buku, Dua Pandangan

    24 Mei 2022

    Gadis dalam Mural

    5 September 2021

    Ironi Transaksi Kematian

    1 Juli 2021

    Bangkitnya Kisah yang Tak Pernah Usai

    15 Mei 2021

    Kepada Sapardi

    25 April 2021

    Mahacinta Bhisma Amba

    25 April 2021
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Unjuk Karya
    • Arsip
    © 2023 Sastra Beritajatim.com | sastra untuk semua .

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.