beritajatim.comberitajatim.com
    Facebook Twitter Instagram
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    beritajatim.comberitajatim.com
    UNJUK KARYA
    webutama
    • Beranda
    • Cerita Pendek
    • Puisi
    • Resensi Buku
    • Info Sastra
    • Visual
    • UKM
    • Karena Sastra untuk Semua
      • Kontak
      • Unjuk Karya
      • Web Utama
    beritajatim.comberitajatim.com
    Home»Resensi Buku»Ironi Transaksi Kematian
    Resensi Buku

    Ironi Transaksi Kematian

    By Bias Maneka1 Juli 2021
    Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp
    Judul :Jika Kucing Lenyap Dari Dunia
    Penulis:Genki Kawamura
    Penerbit:Bentang Aksara Cahaya
    Jumlah Halaman:255 Halaman

    Apa yang terjadi jika suatu hari anda tiba-tiba didiagnosis kanker fase terminal, lantas iblis yang memakai kemeja Aloha penuh warna datang dan menawarkan menunda kematian dengan pengganti menghilangkan sesuatu dari dunia? Sesuatu itu bisa jadi barang-barang krusial dalam hidup anda atau bahkan sosok seseorang atau hewan peliharaan kesayangan? Mereka akan dihilangkan keberadaannya dari dunia dan dianggap sebagai pengganti transaksi untuk ditukarnya dengan nyawa anda sehari. Alih-alih dalam rangka menyambung kembali kehidupan agar anda berumur lebih panjang dari sekedar diagnosa dokter.

    Dalam kondisi seperti ini anda seperti dihadapkan pada sebuah pilihan untuk selanjutnya berani mengambil keputusan apa saja yang bernilai dalam hidup untuk kemudian “sekedar” ditukar dengan nyawa sehari.

    Dalam novel kali ini penulis seperti mencoba mengajak kita dan mengusik kembali, apa sebenarnya makna kehidupan bagi kita. Dalam daftar isi, beberapa judul bab seolah menunjukkan barang-barang berharga apa saja yang akhirnya diputuskan oleh tokoh utama untuk direlakan menghilang lantas ditukar dengan nyawanya. Diantaranya adalah telepon, film, jam dan kucing. Deretan barang tersebut adalah barang biasa yang bisa ditemui dalam keseharian namun sesungguhnya maknanya sangat penting bagi tokoh utama, jika keberadaannya benar-benar hilang dari dunia.

    Cerita dibuka oleh tokoh utama yang tidak bernama dan menggunakan kata ganti orang pertama (aku), yang dikisahkan terkena vonis kanker stadium akhir. Ia hanya seorang tukang pos biasa yang hidup berdua saja bersama seekor kucingnya. Kubis adalah nama kucing keduanya setelah kucing pertamanya yang bernama Selada meninggal karena tumor.

    Setelah divonis dokter usianya hanya tinggal beberapa hari, ia pun putus asa dan pulang ke rumah. Namun sesampainya di rumah, ia mendapati ada sosok lain berpenampilan aneh dalam rumahnya yang tidak lain adalah penampakan iblis. Iblis hadir secara nyata untuk menawarkan transaksi sederhana demi mengulur waktu datangnya kematian.

    Genki Kawamura seolah ingin memunculkan satir tentang kehendak Tuhan pada kehidupan dan kematian. Bahkan tentang kisah penciptaan tujuh hari dunia dan keberadaan Adam dan Hawa di surga. Dalam dialog-dialog jenaka dengan tokoh “aku”, kesan bahwa iblis muncul dalam rupa seram dan menakutkan akan samasekali menghilang saat membaca karya Kawamura kali ini. Penampilan iblis dalam balutan kemeja Aloha, celana pendek, kacamata hitam dan penyuka coklat adalah cara penulis untuk merekonstruksi kembali bahwa kisah kematian tak selalu suram dan menyedihkan. Dengan bahasa lugas, ringan dan jenaka, pembaca akan mudah untuk memahami jalan cerita meski alurnya dikisahkan maju mundur (plot campuran). Penokohan juga tidak terlalu banyak, hanya terdiri dari tokoh utama “aku”, Iblis, Kubis si kucing, Ibu dan Ayah, serta sahabat dan pacar.

    Beberapa pesan bijak tentang kehidupan bisa kita temukan dalam novel ini seperti layaknya kisah-kisah dari Negeri Tirai Bambu. Mungkin yang paling popular di media sosial saat ini adalah pesan Ibu tentang konsekuensi kehilangan sesuatu saat seseorang menginginkan sesuatu hal yang lain.

    Pesan lain adalah pentingnya menghargai hal-hal sederhana dalam hidup. Semakin sibuk dikejar oleh segala yang ada di depan mata, maka manusia akan kian kehilangan waktu untuk melakukan hal yang benar-benar penting. Dan gawatnya, kita tidak menyadari “kelalaian” itu. Andai saja kita mau sebentar saja meninggalkan arus waktu dan sejenak berhenti melangkah untuk sekedar memberi makna pada sekitar kita.

    Kawamura juga seolah mencoba “usil” dengan mengulik imaji pembaca tentang konsep waktu yang barangkali tak perlu ada dalam kehidupan manusia. Pada hal 146 disebutkan, manusia terlalu repot menemukan aturan waktu yang selama ini ditandai dengan tahun, bulan dan hari, hanya sekedar untuk membatasi diri. Manusia menaruh ketidakbebasan itu dimana-mana bahkan akhirnya dengan sengaja melilitkan waktu pada pergelangan tangannya sendiri.

    Akhir cerita bisa jadi merupakan sebuah penutup yang mungkin diharapkan oleh pembaca. Iblis memutuskan pergi seiring dengan munculnya kesadaran tokoh utama tentang siapa dan apa yang sesungguhnya bermakna besar dalam hidup.
    Iblis sebenarnya bukanlah sosok astral, melainkan penjelmaan dari diri sendiri dalam bentuk yang lain. Ia adalah simbol kehidupan lain dalam diri kita yang sesungguhnya adalah manifestasi dari keinginan terbesar kita yang tidak pernah terwujud. Ia adalah tampilan nyata dari keinginan-keinginan terpendam kita yang selama ini tak mampu (tak berani) kita realisasikan dalam keseharian.

    Novel Jika Kucing Lenyap Dari Dunia adalah novel Genki Kawamura yang pertama, namun mampu menandai kesuksesannya sebagai penulis terbaik dunia dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari empat belas bahasa. Kawamura adalah seorang penulis yang produktif berkarya, selain mampu memproduksi, menyutradarai dan menulis naskah skenario untuk film. Karya tulisnya yang lain adalah Million Dollar Man dan April Come She Will. Kawamura juga menulis buku anak termasuk Tinny and The Balloon, MOOM, dan Pattisier Monster.

    Share. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Email WhatsApp
    Previous ArticleBangkitnya Kisah yang Tak Pernah Usai
    Next Article Gadis dalam Mural

    Karya Lainnya

    Satu Buku, Dua Pandangan

    24 Mei 2022

    Bangkitnya Kisah yang Tak Pernah Usai

    15 Mei 2021

    Mengasah Empati Berbekal Imaji

    3 Januari 2021

    Xu Sanguan dan Semangkuk Kisah Perjuangan

    15 November 2020

    Mengurai Simpul Kelam Vegetarian

    1 November 2020

    Menakar Konsep Rasa Di Jalan Nusantara

    13 Oktober 2020
    Karya Sastra Terbaru

    DINoSAUrUS KiTa

    20 Agustus 2023

    Merah Putih di Rumah Tua

    20 Agustus 2023

    Hadiah Pencuri di Peron 12

    30 Juni 2023

    Rindu Mengalir di Potomac River

    24 Desember 2022

    30 September

    30 September 2022

    Separuh Hatiku dari Gang Dolly

    28 Agustus 2022

    Melawan Rindu

    23 Juli 2022

    Satu Buku, Dua Pandangan

    24 Mei 2022

    Gadis dalam Mural

    5 September 2021

    Ironi Transaksi Kematian

    1 Juli 2021
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    • Beranda
    • Tentang Kami
    • Unjuk Karya
    • Arsip
    © 2023 Sastra Beritajatim.com | sastra untuk semua .

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.