Dari balik kubur suara Djing Fei hidup kembali. Ia menggemakan kisah mereka, sejarah mereka, para korban 65 yang berpuluh tahun dikebiri oleh rezim politik di negeri ini.
Jika kau berjalan ke barat pada pagi hari aku diam menunggu Sudah berdamaikah dengan bayang-bayang? Tentu kau sudah tahu jawabnya…
Di tengah kegelapan pesanggrahan Randuwatang, beberapa batang kayu Atiwa-tiwa jasad Raden Seta masih menyisakan api. Meski remang, pemandangan gelap itu…
Sendiri menerima satu nasib. Sembunyi dari pandangan hidup. Penerima takdir sendiri banyak menyembunyikan. Nasib tersendiri bagi-bagi sunyi
Komariah membual, tentu saja. Tak pernah ada laki–laki dengan nama itu untuknya. Sama tahi anginnya dengan saat ia berkata,
emosi telah menghardik Zonasi di ruang-ruang sunyi di lapis-lapis sepi mengapa zonasi melukis harapan-harapan menjadi terkikis dan mata air mengalir…
Aku ingin melihat kekasihku makan pentol di restoran ini. Aku ingin melihat gerak bibirnya—yang menurutku sempurna itu—saat memakan pentol di restoran berkelas semacam ini. Tentu saja sangat eksotis.
Terminal itu terletak di pinggir kota. Meskipun bernama terminal, sebenarnya lebih pantas disebut sebagai bangunan tua yang telah kosong. Ia hanya menyisakan satu dua kios yang masih bertahan buka di beberapa sudut.
Telah kukirimkan sebuah malam, sebagai ilham. Kubungkus dengan daun pisang. Pada suatu petang. Maka ingatanku nan usang – menggerayang sungsang.…
Kuharap bisa menahan diriku dari serangkaian kejadian aneh yang telah yang membuatku tertekan sebulan lalu. Aku tahu, tentu saja, bahwa…